Total Tayangan Halaman

Jumat, 17 Juni 2011

Mentawai, its a dream island


Perjalanan kali ini ke pulau mentawai seperti pulang kerumah sendiri, dimulai dengan melakukan perjalanan ke tua pejat, iku kota kabupaten kepulauan mentawai, yang terletak di pulao sipora, salah satu dari beberapa pulau terbesar yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Propinsi Sumatera Barat.
Perjalanan ke tua pejat dilakukan malam hari, sekitar jam delapan malam dengan menggunakan jasa angkutan kapal ASDP ambu ambu sejenis kapa ro-ro, informasi tentang tiket sudah di peroleh beberapa hari sebelumnya, namun tiket baru di ambil saat hari keberangkatan di pelabuhan bungus padang. Mungkin karena hari keberangkatan menuju pulau adalah hari minggu, maka saat ini kapal sangat penuh dengan barang, hingga saat keberangkatan pintu kapal hanya dibuka sebentar, sekedar untuk menaikkan penumpang dan barang yang dimuat ke kapal seperti mobil dan sepeda motor telah mencapai bibir pintu, sehingga tidak memungkinkan untuk menambah kendaraan baru untuk naik lagi, ada pengumuman dari kapal bahwa tidak ada penambahan barang lagi karena kapal sudah penuh. Setelah mendapat tiket kelas dek ( kamar sudah habis dipesan semenjak 2 minggu sebelumnya) seharga Rp 82.500,- Kami (saya dengan dr zul agus) mencoba naik ke kapal lewat pintu samping namun tidak bisa karena jarak antara pinggir kapal dengan tempa berpijak disebelah dalam kapal cukup tinggi, yang berkemungkinan akan berdampak negatif terhadap kaki kalau melompat, akhirnya kami menunggu hingga pintu kapal diturunkan, dengan berdiri di depan pintu kapal roro yang masih tertutup, begitu pintu  diturunkan, kami naik dan langsung ke lantai dua di dek kapal, namun kondisinya telah sangat penuh dan kami naik lagi ke dek atas ke arah luar, dialam terbuka, itupun sudah penuh sekali. Setelah dicoba menghubungi pihak kapal untuk mendapatkan kamar, ternyata tidak bisa karena sudah penuh sejak 2 minggu sebelumnya, dan akhirnya dibentangkan matras di dekat saluran cerobong asap, dan kami berdua duduk dan beristirahat seadanya sambil berdoa mudah mudahan tidak hujan malam ini. Disetiap sudut dan lorong kapal di dek atas ini sudah penuh dengan manusia, termasuk di beberapa buah tempat duduk yang disediakan pihak kapal, semuanya penuh.
Jam setengah sembilan kapal berjalan meninggalkan dermaga bungus Padang dengan  damai dan laut terasa sangat tenang malam ini, namun satu jam kemudian, selepas dari teluk bungus, mulai terasa goncangan yang cukup keras, saya menawarkan pak zul untuk makan namun beliau menolak karena sudah makan sebelum berangkat tadi, maka bekal nasi bungkus yang dibeli di jalan sebelum ke pelabuhan tadi saya makan, sambil ngobrol terus dengan dr zul.  Makin lama guncangan dikapal makin terasa  dan mulai ada yang muntah muntah, dan penumpang yang duduk di tempat duduk yang disediakn tersebut mulai muntah dan dia tak peduli dengan muntahnya sehingga pak zul berinisiatif untuk menutui muntah tersebut dengan koran yang sudah beliau baca dan sisanya kami jadikan sebagai alas tidur penyambung matras yang sudah ada, separuh badan ada diatas matras dan separuh lagi ada di atas koran…dan ternyata bisa tidur ditengah gelombang laut yang makin menggila, namun ada dua orang penumpang lain yang dengan tanpa permisi menggunakan matras dan korang yang sudah diatur tadi, begitu ditegor dia menjawab sambill minta maaf karena sudah pusing, akhirnya kami biarkan dia tidur bersama kami. Sekitar jam 03.30 pak zul sudah bangun terus ke kamar mandi dan tak lama kemudian sudah terdengar azan subuh dari pengeras suara di kapal, pak zul kembali turun ke musholla untuk sholat berjamaah. Saya pergi ke kafe memesan 2 gelas kofee mix dan membawanya ke dek atas, menunggu pak zul selesai sholat, kemudian saya pun turun untuk shubuh.
Sekitar jam 6 pagi kapal merapat di tua pejat dan sudah ditunggu oleh pak timo, anak angkat pak zul yang jadi pejabat di pemda mentawai, kami berjalan ke rumah pak timo yang hanya sekitar 300 meter dari pelabuhan, lantas setelah mandi kami menggunakan sepeda motor pinjaman dari pak timo menuju kantor linmas kab mentawai, untuk mengurus surat izin penelitian. Kami sampai dikantor sospol dan dilayani oleh petugas sospol serta setelah dilakukan beberapa tanya jawab, dan setelah hampir 2 jam kemudian, surat izin penelitian kami ke siberut selatan dan tengah pun sudah ditangan. Kemudian kami meneruskan perjalanan ke kantor P2KB untuk ketemu dengan kabag KB nya, cukup jauh perjalanan dilakukan dan akhirnya kami bertanya tentang letak kantor P2KB, ditunjukkan letaknya oleh seorang PNS yang lagi foto kopi, namun disebuah persimpangan saya berbeda pendapat dengan dr zul, pak zul bilang terus, saya bilang belok…dan akhirnya pak zul yang benar, ternyata jalan yang saya ambil makin lama makin kecil, walau masih jalan beton, terus berganti dengan jalan aspal lepas, dan akhirnya jalan tanah, ada beberapa rumah saja disekitar itu dan ketika bertemu dengans seorang bapak bapak, kami tanya dan benar kami salah, pak zul tertawa melihat kesalahan saya dan kami balik lagi, dan didepan rumah sakit daerah tua pejat, kami belok kiri dan terus dan tak lama kemudian sudah sampai di kantor P2KB, ketemu dengan pak Kiswan. Kami melakukan wawancara dengan pak kiswan, mantan pegawai dinkes yang dipindah ke P2KB. Kami bicara lebih kurang 2 jam dan akhirnya menjelang siang kami kembali ke pelabuhan, namun singgah dulu di warung nasi, makan dan jalan lagi, ke kantornya pak timo, namun beliau ke luar dan kami terus turun ke pelabuhan, ngupi di kedai yang ada dipelabuhan, terus sholat zhuhur dimesjid raya tua pejat. Kemudian kami kembali ke rumah pak timo dan istirahat.
Sebelum maghrib, kami bertiga makan di area pelabuhan, pak zul dan pak timo lahap sekali makan gulai kepala ikan, dan kemudian kami menuju loket tiket dan membeli tiket untuk berangkat malam ini seperti yang telah dipesan tadi pagi. Dan jam 7 malam, kami naik kapal di ruang VIP dan ketika sudah dduduk diruang VIP ketemu dengan mantan sekda kep mentawai pak Ridwan dan pak zul asik sekali ngobrol dengan pak ridwan, seperti dua orang sahabat yang sudah lama tidak ketemu, akhirnya saya dan pak timo menyingkir dan membiarkan beliau berdua ngobrol. Jam 9 malam kapal ambu ambu kembali menuju padang….dan alhamdulillahhhh, cuaca laut sangat tenang, sehingga kami dapat tidur nyenyak sampai pagi di pelabuhan bungus kembali. Sudah dijemput sama iwan dan terus kembali ke rumah, istirahat, untuk kembali menuju siberut mentawai dengan kapal kayu dari pelabuhan muara padang, 2 hari lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar