Total Tayangan Halaman

Senin, 20 Juni 2011

Gangguan Tumbuh Kembang Anak part II


Tubuh yang sehat merupakan modal bagi anak untuk tumbuh dan berkembang optimal è menjaga kesehatan tubuh bayi adalah sebuah keharusan.  Di tahun pertama kehidupan bayi merupakan masa yang penting karena perkembangan masa kini merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Setiap kelainan atau penyimpangan sekecil apa pun bila tidak terdeteksi dan tidak tertangani dengan baik akan mepengaruhi kualitas manusia di kemudian hari.
Tidak semua bayi terlahir sehat dan beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal (kehamilan), proses persalinan, serta pasca kelahiran. Keadaan ini menyebabkan bayi mempunyai risiko tinggi untuk mengalami gangguan tumbuh kembang dibandingkan dengan bayi yang lahir normal. Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak pembuahan hingga dewasa. Bukan hanya fisik yang bertumbuh, kepandaian si kecil pun akan meningkat sejalan pertambahan usianya.
Pertumbuhan ditandai oleh bertambahnya ukuran fisik dan struktur fisik seorang anak. Sedangkan perkembangan terkait dengan perkembangan fungsi yang meliputi kemampuan motorik, kognisi, bahasa dan sosial. Masa kehamilan hingga enam bulan setelah lahir merupakan kesempatan emas untuk mendeteksi dini dan melakukan tindakan preventif lainnya untuk mengupayakan berlangsungnya tumbuh kembang yang optimal. Sayangnya, tidak semua orangtua memiliki bekal pengetahuan yang cukup. Salah satunya adalah mengenai milestone (tonggak) perkembangan anak. anak sehat saja tidak cukup, namun perlu diperhatikan juga apakah aspek pertumbuhan dan perkembangannya sudah sesuai dengan usianya.
Gangguan pertumbuhan pada anak meliputi gangguan dalam :
      pertambahan berat badan,
      tinggi badan
      dan lingkar kepala.
Gangguan perkembangan dapat berupa :
      gangguan motorik kasar,
      motorik halus,
      gangguan penglihatan,
      gangguan pendengaran
      dan gangguan psikososial
Orangtua biasanya khawatir melihat anak orang lain seusia anaknya mencapai tahap perkembangan yang lebih maju, hal itu sebetulnya tidak perlu dicemaskan dulu, sebab tahap perkembangan anak ada di kisaran usia tertentuè Contohnya sebagian anak sudah bisa berjalan di usia 11 bulan, sementara anak lain baru berjalan setelah usia 15 bulan è Ini masih tergolong normal. Seorang anak dinyatakan mengalami keterlambatan perkembangan apabila  ada satu atau beberapa kemampuan yang tidak atau belum dicapai pada batas usia yang seharusnya
Laju pertumbuhan fisik dan perkembangan bayi tak boleh lepas dari pandangan orangtua. Ada patokan khusus yang bisa menunjukkan apakah laju pertumbuhan fisik bayi Anda berjalan normal atau tidak. Demikian juga halnya dengan perkembangan kemampuan bayi. Meski suatu kemampuan tidak akan dikuasai di usia yang sama pada setiap bayi, namun ada rentang waktu yang masih dianggap normal.

Beberapa hal yang “wajib” di waspadai
      Usia 0-1 bulan -
     Kepala bayi terkulai lemas saat ditelungkupkan.
     Si kecil terlihat malas atau lemah mengisap.
     Bayi menangis di luar pola atau kebiasaan, semisal tangisannya tertahan atau disertai kejang.
      Usia 1-2 bulan -
     Waspada bila bayi tidak memberikan respon dengan gerakan atau kedipan mata, alias diam saja, terhadap suara yang ditimbulkan. Mungkin ada yang tidak beres pada pendengarannya
·         Usia 2-3 bulan -
     Kepalanya terjatuh, tampak lemas atau menunduk ketika si kecil diposisikan duduk.
     Berbagai stimulasi yang diberikan, seperti tersenyum atau bercakap-cakap tidak ditanggapi oleh bayi
      Usia 3-4 bulan -
     Bayi bereaksi secara berlebihan, misalnya muncul tantrum diiringi teriakan keras atau tak mau tenang untuk waktu lama.
     Kepala bayi tetap lunglai ketika diposisikan duduk.
     Bayi tak merespon atau mengeluarkan bunyi-bunyian seperti yang seharusnya dilakukan di usia ini.
     Bayi belum melakukan kontak mata
      Usia 4-5 bulan -
     Bayi cuek terhadap apa pun di sekelilingnya
     Otot leher bayi masih terkulai lemas, segera konsultasikan ke dokter
      Usia 5-6 bulan -
     Tidak menunjukkan minat pada lingkungan sekitarnya
     Belum bisa membedakan orangtuanya dengan orang lain.
     Belum bisa menggapai mainan dengan telapak tangan
      Usia 6-7 bulan -
     Belum mencoba belajar duduk atau merangkak
     Tidak bereaksi bila namanya dipanggil
      Usia 7-8 bulan -
     elum mampu duduk
     Belum mampu mengambil mainan di dekatnya
      Usia 8-9 bulan -
     Belum mampu melakukan permainan yang mengandung interaksi, seperti ciluk-ba atau tepuk tangan. Tidak mampu menarik dan mengangkat badannya sendiri
      Usia 10-11 bulan -
     Belum mampu merangkak atau belajar berdiri - Tidak berceloteh atau menggumam
     Belum mampu memegang gelas atau makanan
      Usia 12 bulan -
     Belum mencoba berdiri dengan berpegangan pada sesuatu
     Tidak berminat main dengan orang lain. Tidak memberi respon pada perintah sederhana

Nutrisi dan stimulasi
Ada suatu konsep yang disebut vulnerable period hypotesis, yaitu suatu hipotesis yang menerangkan bahwa gangguan yang terjadi pada masa kritis periode percepatan pertumbuhan otak (brain growth spurt), yaitu sejak trisemester kedua kehamilan hingga bayi berusia 24 bulan, bisa memberikan dampak yang berat, bahkan ada yang permanen. Pertumbuhan dan perkembangan otak telah terprogram secara genetik dan harus berlangsung mengikuti aturan yang teratur untuk memastikan terbentuknya susunan otak yang normal. Suatu proses yang sudah terlewati tidak lagi dapat terulang kembali, karena itu, orangtua perlu menaruh perhatian besar pada setiap periode tumbuh kembang anak
Untuk mendukung periode brain growth spurt ini, orangtua wajib memperhatikan asupan gizi yang lengkap serta pemberian stimulasi atau rangsangan, Nutrisi dan stimulasi sudah satu kesatuan yang wajib. Nutrisi dibutuhkan untuk menunjang kemampuan otak dan daya tahan tubuh, Stimulasi dibutuhkan sebagai pengalaman dini anak dan juga proses tumbuh kembangnya. Nutrisi pendukung perkembangan kecerdasan buah hati harus dipenuhi dari pola makan sehari-hari. Banyak penelitian membuktikan pentingnya nutrisi untuk peningkatan maupun memelihara kecerdasan otak.  Untuk bayi, seluruh kebutuhan nutrisinya didapatkan dari ASI. Namun setelah ia mendapat makanan tambahan, maka makanannya wajib memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak, vitamin, protein dan mineral
Nutrisi anak idealnya memiliki komponen gizi yang tepat yang berfungsi untuk perkembangan otak (brain care) serta menjaga daya tahan tubuhnya (body defense).
     Nutrisi seperti AA, DHA, Kolin, Omega 3, Omega 6, Protein Alfa laktal bumin, memiliki kemampuan brain care,
     Nutrisi Nukleotida dan Sinbio+ yang terdiri dari Probiotik, Prebiotik dan Laktoferin, memiliki kemampuan dalam membantuk body defense, atau daya tahan tubuh dalam diri anak
Bila anak sehat, akan mampu menyerap rangsangan yang diterimanya dari lingkungan di sekitarnya. Mempersiapkan kecerdasan anak bisa dilakukan sejak anak masih dalam kandungan dengan cara memberikan stimulasi. Orangtua disarankan mengajak ‘komunikasi’ anak sejak dalam kandungan, dengan mengajaknya bercakap-cakap atau mendengarkan musik. Rangsangan yang diberikan pada anak sejak dini memegang peranan tak kalah penting dengan memberikannya nutrisi yang tepat yang akan menunjang tumbuh kembangnya. Setelah bayi lahir, stimulasi disarankan dilakukan terus-menerus saat berinteraksi  dengan bayi atau balita, Misalnya saat memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, bermain, sampai menjelang tidur. Stimulasi harus dilakukan dalam suasana menyenangkan dan penuh kasih sayang (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar