Total Tayangan Halaman

Sabtu, 18 Juni 2011

Gizi untuk para remaja


by
Fauzi 'Arasj

Kecukupan asupan gizi  untuk para remaja merupakan salah satu langkah penting dalam mempersiapkan generasi berikutnya yang lebih baik, dimana mereka telah mulai siap untuk melaksanakan periode penting dalam sistem kehidupan yaitu ber-reproduksi, akan lain hasilnya jika pada masa persiapan ini, asupan gizi remaja tidak mencukupi, kemungkinan untuk mendpatkan hasil reproduksi yang tidak optimal, besar kemungkinan akan terjadi. Masa remaja  merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh (http://www.lusa.web.id).

Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt) baik tinggi badannya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh. Growth Spurt :  Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun.  Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun. Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

GROWTH SPURT

Tanda yang spesifik pada saat terjadinya pertumbuhan fisik remaja baik pada laki-laki dan perempuan adalah kecepatan tumbuhnya (growth spurt). Pada saat ini pertumbuhan tinggi badan (linier) terjadi sangat cepat. Laju pertumbuhan anak, wanita, dan pria hampir sama cepatnya pada usia 9 tahun. Antara 10-12 tahun, pertumbuhan anak perempuan mengalami percepatan lebih dahulu untuk persiapan menjelang usia reproduksi. Puncak pertambahan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) wanita tercapai pada usia 12,9 dan 12,1 tahun, dan  9 sampai 12 bulan setelah itu akan terjadi menarche. Puncak pertambahan BB dan TB pada pria yaitu pada usia 14,3 dan 14,1 tahun. Pendewasaan fisik remaja di negara maju berhenti pada usia 17 tahun, sedangkan pendewasaan fisik remaja di negara berkembang baru terselesaikan pada usia 19 tahun.

Di negara maju/ masyarakat yang berkecukupan, perbaikan status gizi mendewasakan fisik anak laki-laki dan wanita lebih dini. Pada kelompok ini rata- rata usia menarche sampai pada titik 12,8 tahun. Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi lebih kearah untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Artinya, kebutuhan akan unsur unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan, kecuali jika terjadikelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya, sehingga mengharuskan remaja untuk mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya

Kudapan atau snack merupakan makanan yang paling disenangi oleh remaja, kudapan akan memberikan kontribusi penambahan asupan energi pada kelompok remaja sampai  30 % atau lebih dari total asupan kalori setiap hari. Padahal kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat.  Bagi remajamakanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.  Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuhterganggu,  Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat.  Bagi remajamakanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan  tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuhterganggu. Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizisesuai dengan kebutuhan faali tubuh

Beberapa masalah yang dihadapi remaja antara lain:
1.      Anemia Defisiensi Gizi:
Survey yang dilakukan di negara berkembang menunjukkan bahwa lebih dari seperempat remaja putra (27%) atau putri (26%) menderita anemia. Surveyyang dilakukan dikalangan mahasiswi kedokteran di Prancis menunjukkan 16% mahasiswa kehabisan cadangan besi, 75% lainnya menderita kekurangan zat besi. Penelitian yang dilakukan juga terhadap masyarakat  Miskin di Kairo menunjukkan bahwa sebagian besar asupan besi para remaja wanita tidak mencukupi kebutuhan harian yang dianjurkan, hal sama juga terjadi di Indonesia.
2.      Kebiasaan makan yang salah:
Kebiasaan remaja untuk mengkonsumsi makanan olahan/ cepat saji  dalam jumlah yang berlebihan, karena adanya sebuah paradigma yang beredar dikalangan remaja, jika belum mengkonsumsi makanan cepat saji belumlah bisa dikatakan remaja yang mumpuni, padahal makanan cepat saji atau junk food tersebut  sangat sedikit mengandung kalsium, zat besi, asam folat, vitamin A dan vitamin C. Sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natriumnya sangat tinggi. Sarapan pagi penting, hal ini diyakini oleh 9 dari 10 remaja namun hanya 60% diantara mereka yang melakukan sarapan pagi secara teratur, padahal sarapan pagi bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan untuk beraktifitas dipagi hari.
3.      Anoresia Nervosa:
Menurunkan berat badan dengan cara tidak makan, yang disebabkan karena berkeinginan untuk menyamai idolanya atau imagenya tentang kondisi tubuh tertentu. Gambaran khasnya ialah kehilangan nafsu makan yang berat dan parah. Anoreksia terkait dengan penurunan berat badan secara salah sehingga akan dapat terjadi gangguan ovarium. Para ahli mengkategorikan kondisi ini sebagai  masalah kejiwaan
4.      Bulemia Norvosa:
Bulimia nervosa merupakan kondisi yangterjadi pada remaja dengan tujuan menjaga berat badan yang ideal atau imagenya untuk meniru sang idola, sementara nafsu makannya tidak berkurang, jalan keluarnya adalah dengan cara memuntahkan makanan segera setelah mereka selesai makan

Perubahan Fisik Pada Remaja
      Pada Remaja Laki-laki :
     Tubuh bertambah berat dan tinggi
     Tumbuh rambut-rambut halus di daerah penis, kaki, tangan, dada, ketiak, wajah
     Keringat bertambah banyak
     Kulit dan rambut mulai berminyak
     Pundak dan dada bertambah besar dan bidang
     Tumbuh jakun
     Suara berubah menjadi berat
     Penis dan buah zakar membesar
     Mimpi basah
     Reproduksi
      Pada remaja perempuan :
     Tubuh bertambah berat dan tinggi
     Tumbuh rambut-rambut halus di daerah pubis dan ketiak
     Payudara membesar
     Pinggul melebar
     Kulit dan rambut mulai berminyak
     Pantat berkembang lebih besar
     Indung telur mulai membesar
     Vagina mulai mengeluarkan cairan
     Menstruasi
     Reproduksi

Recommended Dietary Allowance (RDA)

RDA adalah Angka Kecukupan Gizi  yang Dianjurkan. Tiap tiap negara mempunyai angka RDA sendiri. Amerika menganjurkan kelompok  remaja laki-laki umur 15 – 18 tahun untuk mengkonsumsi energi sebesar 3000 Kkal dan 59 gram protein, sedangkan untuk remaja perempuan umur 15-18 tahun dianjurkan asupan energinya sebesar 2200 Kkal dan 44 gram protein perharinya. http://www.time-to-run.com/nutrition/rda. sedangkan negara UK menganjurkan asupan energi untuk remaja putra usia 14 – 18 tahun antara 2200 – 2400 Kkal dan  52 gram protein sedangkan untuk remaja putri dianjurkan asupan energinya sebesar 2000 Kkal dan 46 gram protein https://www.purelifestyle.co.uk/Article.aspx?Id=37. Sementara Indonesia mengajurkan asupan energi untuk remaja putra sebesar 2600 Kkal dan 65  gram protein sedangkan untuk remaja putri sebesar 2200 Kkal dan 50 gram protein (AKG, Wydia Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.

Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatasataukurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari.  Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.

Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat danvitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuhtulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.

Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi

Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisiNutrisi yang diperlukan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seorang ibu hamil yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk hamil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar