SURVEI KONSUMSI
MAKANAN
Survei diet atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu
metode yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok.
Pada awal tahun empat puluhan survei konsumsi, terutama metode Recall 24 Jam banyak digunakan dalam penelitian
kesehatan dan gizi. Di Amerika serikat survei konsumsi makanan digunakan
sebagai salah satu cara dalam penetuan status gizi (Willet, 1990). Di
Indonesia, survei konsumsi sudah sering digunakan dalam penelitian di bidang
gizi.
Banyak pengalaman membuktikan bahwa dalam melakukan penilaian
konsumsi makanan (survei dietetik) banyak terjadi bias tentang hasil yang
diperoleh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
ketidaksesuaian dalam menggunakan alat ukur, waktu pengumpulan data yang tidak
tepat, instrumen tidak sesuai dengan tujuan, ketelitian alat timbang makanan,
kemampuan petugas pengumpulan data, daya ingat responden, daftar komposisi
makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi responden dan
interpretasi hasil yang kurang tepat.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang baik tentang
cara-cara melakukan survei konsumsi makanan, baik untuk individu, kelompok
maupun rumah tangga. Walaupun data konsumsi makanan sering digunakan sebagai
salah satu metode penentuan status gizi, sebenarnya survei konsumsi tidak
dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung. Hasil
survei hanya dapat digunakan sebagai bukti awal akan kemungkinan terjadinya
kekurangan gizi pada seseorang. Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari
keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi tersebut. Kebutuhan
tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor, antara lain: tingkat
metabolisme basal, tingkat pertumbuhan, aktivitas fisik, dan faktor yang
bersifat relatif yaitu: gangguan pencernaan (ingestion), perbedaan
daya serap (absorption), tingkat
penggunaan (utilization),dan perbedaan
pengeluaran dan penghancuran (excretion and destruction) dari
zat gizi tersebut dalam tubuh.
TUJUAN SURVEI KONSUMSI MAKANAN
Tujuan Umum
Secara umum survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada
tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
Tujuan Khusus
Secara lebih khusus, survei konsumsi digunakan untuk berbagai
macam tujuan antara lain:
1.
Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan
kelompok masyarakat..
2.
Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu.
3.
Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan
pangan.
4.
Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi.
5.
Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat, khususnya golongan
yang berisiko tinggi mengalami kekurangan gizi.
6.
Menentukan perundang-undangan yang berkenaan dengan makanan,
kesehatan dan gizi masyarakat.
METODE PENGUKURAN KONSUMSI MAKANAN BERDASARKAN JENIS DATA YANG
DIPEROLEH
Berdasarkan jenis data yang diperoleh, maka pengukuran konsumsi
makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu bersifat
kualitatif dan kuantatif.
Metode kualitatif
Metode yang bersifat kualitatif biasanya untuk mengetahui
frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali
informasi tentang kebiasaan makan(food habits) serta
cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.
Metode-metode pengukuran konsumsi makanan bersifat kualitatif
antara lain:
1.
a. Metode frekuensi makanan (food frequency)
2.
b. Metode dietary history
3.
Metode telepon
4.
d. Metode pendaftaran makanan (food list)
Metode Kuantitatif
Metode secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang
diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi
Mentah-Masak (DKMM) dan Daftar PenyeraPan Minyak.
Metode-metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif
antara lain:
1.
Metode recall 24
jamPerkiraan makanan (estimated food records)
2.
Penimbangan makanan (food weighing)
3.
Metode food account
4.
Metode inventaris (inventory method)
5.
Pencatatan (household food records)
Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Beberapa metode pengukuran bahkan dapat menghasilkan data yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Metode tersebut antara lain:
1.
Metode recall 24 jam
2.
Metode riwayat makan (dietary history)
METODE PENGUKURAN KONSUMSI MAKANAN BERDASARKAN SASARAN PENGAMATAN
ATAU PENGGUNA
Tingkat Nasional
Untuk menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan
kecukupan persediaan makanan secara nasional pada suatu wilayah atau negara
dilakukan dengan cara Food Balance Sheet (FBS).
Langkah-langkah perhitungan FBS:
Menghitung kapasitas produksi makanan dalam satu tahun (berasal
dari persediaan/cadangan, produksi dan impor bahan makanan dari negara atau
wilayah lain). Dikurangi dengan pengeluaran untuk bibit, ekspor, kerusakan
pascapanen dan transportasi, diberikan untuk makanan ternak dan untuk cadangan.
§ Jumlah makanan yang
ada tersebut dibagi dengan jumlah penduduk.
§ Diketahui
ketersediaan makanan per kapita per tahun secara nasional. Data Food Balance Sheet tidak dapat memberikan
informasi tentang distribusi dari makanan yang tersedia tersebut untuk berbagai
daerah, apalagi gambaran distribusi di tingkat rumah tangga atau perorangan.
Selain itu juga tidak menggambarkan perkiraan konsumsi pangan masyarakat
berdasarkan status ekonomi, keadaan ekologi, keadaan musim dan sebagainya. Oleh
karena itu FBS tidak boleh dipakai untuk menentukan status gizi masyarakat
suatu negara atau wilayah.
Berdasarkan kegunaannya, data FBS dapat dipakai untuk:
§ Menentukan
kebijaksanaan di bidang petanian seperti produksi bahan makanan dan distribusi.
§ Memperkirakan pola
konsumsi masyarakat.
§ Mengetahui
perubahan pola konsumsi masyarakat.
Tingkat Rumah Tangga
Konsumsi makanan rumah tangga adalah makanan dan minuman yang
tersedia untuk dikonsumsi oleh anggota keluarga atau institusi.
Metode pengukuran konsumsi makanan untuk keluarga atau rumah
tangga adalah sebagai berikut:
1.
Pencatatan (food account)
2.
Metode pendaftaran (food list)
3.
Metode inventaris (inventory method)
4.
Pencatatan makanan rumah tangga (household
food record)
1. Metode Pencatatan (Food Account)
Metode pencatatan dilakukan dengan cara keluarga mencatat setiap
hari semua makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil
produksi sendiri. Jumlah makanan dicatat dalam URT, termasuk harga eceran bahan
makanan tersebut. Cara ini tidak memperhitungkan makanan cadangan yang ada di
rumah tangga dan juga tidak memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi
di luar rumah dan rusak, terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang piaraan.
Lamanya pencatatan umumnya tujuh, hari (Gibson, 1990). Pencatatan dilakukan
pada formulir tertentu yang telah dipersiapkan.
Langkah-langkah pencatatan (food account)
Keluarga mencatat seluruh makanan yang masuk ke rumah yang
berasal dari berbagai sumber tiap hari dalam URT (ukuran rumah tangga) atau
satuan ukuran volume atau berat.
§ Jumlahkan
masing-masing jenis bahan makanan tersebut dan konversikan kedalam ukuran berat
setiap hari.
§ Hitung rata-rata
perkiraan penggunaan bahan makanan setiap hari.
Kelebihan metode pencatatan (food account):
§ Cepat dan relatif
murah.
§ Dapat diketahui
tingkat ketersediaan bahan makanan keluarga pada periode tertentu
§ Dapat diketahui
daya beli keluarga terhadap bahan makanan
§ Dapat menjangkau
responden lebih banyak.
Kekurangan metode pencatatan (food account):
§ Kurang teliti,
sehingga tidak dapat menggambarkan tingkat konsumsi rumah tangga.
§ Sangat tergantung
pada kejujuran responden untuk melaporkan/mencatat makanan dalam keluarga.
2. Metode Pendaftaran Makanan (Food List Method)
Metode pendaftaran ini dilakukan dengan menanyakan dan mencatat
seluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei dilakukan
(biasanya 1-7 hart). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan makanan yang
dibeli, harga dan nilai pembeliannya, termasuk makanan yang dimakan anggota
keluarga diluar rumah. Jadi data yang diperoleh merupakan taksiran/perkiraan
dart responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang,
rusak atau diberikan pada binatang piaraan.
Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan ukuran berat atau URT.
Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model atau contoh lainnya (gambargambar,
contoh bahan makanan aslinya dan sebagainya) untuk membantu daya ingat
responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu
dengan formulir yang telah disiapkan, yaitu kuesioner terstruktur yang memuat
daftar bahan makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang diperoleh
merupakan taksiran atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti.
Langkah-langkah metode pendaftaran makanan:
1.
Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah
tangga
2.
dalam URT berdasarkan jawaban dart responden selama periode
survei.
3.
Catat jumlah makanan yang dikonsumsi masing-masing anggota
keluarga baik
4.
dirumah maupun diluar rumah,
5.
Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
6.
Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
7.
Hitung rata-rata perkiraan konsumsi bahan makanan sehari untuk
keluarga.
8.
Bila ingin mengetahui perkiraan konsumsi per kapita, dibagi
dengan jumlah anggota keluarga.
Kelebihan metode pendaftaran:
§ Relatif murah,
karena hanya membutuhkan waktu yang singkat.
Kekurangan metode pendaftaran:
§ Hasil yang
diperoleh kurang teliti karena berdasarkan estimasi atau perkiraan.
§ Sangat subyektif,
tergantung kejujuran dari responden.
§ Sangat bergantung
pada daya ingat responden.
3. Metode Inventaris (Inventory Method)
Metode inventaris ini juga sering disebut log book method. Prinsipnya dengan caranya
menghitung/mengukur semua persediaan makanan di rumah tangga (berat dan
jenisnya) mulai dari awal sampai akhir survei. Semua makanan yang diterima,
dibeli dan dari produksi sendiri dicatat dan dihitung/ditimbang setiap hari
selama periode pengumpulan data (biasanya sekitar satu minggu). Semua makanan
yang terbuang, tersisa dan busuk selama penyimpanan dan diberikan pada orang
lain atau binatang peliharaan juga diperhitungkan. Pencatatan dapat dilakukan
oleh petugas atau responden yang sudah mampu/telah dilatih dan tidak buta huruf
(Gibson, 1990).
Langkah metode inventaris:
§ Catat dan
timbang/ukur semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari pertama
survei.
§ Catat dan ukur
semua jenis bahan makanan yang diperoleh (dibeli, dari kebun,
pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga selama hari survei.
pemberian orang lain dan makan di luar rumah) keluarga selama hari survei.
§ Catat dan ukur
semua bahan makanan yang diberikan kepada orang lain, rusak, terbuang dan
sebagainya selama hari survei.
§ Catat dan ukur
semua jenis bahan makanan yang ada di rumah pada hari terakhir survei.
§ Hitung berat bersih
dari tiap-tiap bahan makanan yang digunakan keluarga selama periode survei
§ Catat pula jumlah
anggota keluarga dan umur masing-masing yang ikut makan
§ Hitung rata-rata
perkiraan konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita dengan membagi konsumsi
keluarga dengan jumlah anggota keluarga.
Peralatan yang diperlukan dalam metode inventaris antara lain:
§ Kuesioner
§ Peralatan atau alat
timbang.
§ Ukuran rumah
tangga.
Kelebihan dari metode inventaris:
§ Hasil yang
diperoleh lebih akurat, karena memperhitungkan adanya sisa dari makanan,
terbuang dan rusak selama survei dilakukan.
Kekurangan metode inventaris:
§ Petugas hams
terlatih dalam menggunakan alat ukur dan formulir pencatatan.
§ Tidak cocok untuk
responden yang buta huruf, bila pencatatan dilakukan oleh responden.
Memerlukan peralatan sehingga biaya relatif lebih mahal.
§ Memerlukan waktu
yang relatif lama
4. pencatatan makanan rumah tangga (Household Food Record)
Pengukuran dengan metode household food record ini
dilakukan sedikitnya dalam periode satu minggu oleh responden sendiri.
Dilaksanakan dengan menimbang
atau mengukur dengan URT seluruh makanan yang ada di rumah,
termasuk cara pengolahannya.
Biasanya tidak memperhitungkan sisa makanan yang terbuang dan
dimakan oleh binatang piaraan. Metode ini dianjurkan untuk tempat/daerah,
dimana tidak banyak variasi penggunaan bahan makanan dalam keluarga dan
masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis.
Langkah-langkah metode household food record:
§ Responden mencatat
dan menimbang/mengukur semua makanan yang dibeli dan diterima oleh keluarga
selama penelitian (biasanya satu minggu)
§ Mencatat dan
menimbang/mengukur semua makanan yang dimakan keluarga, termasuk sisa dan
makanan yang dimakan oleh tamu.
§ mencatat makanan
yang dimakin anggota keluarga di luar rumah.
§ Hitung rata-rata
konsumsi keluarga atau konsumsi perkapita.
Kelebihan metode household food record:
§ Hasil yang
diperoleh lebih akurat, bila dilakukan dengan menimbang makanan a Dapat
dihitung intake zat gizi keluarga.
Kekurangan metode household food record:
§ Terlalu membebani
responden.
§ Memerlukan biaya
cukup mahal, karena responden harus dikunjungi lebih sering.
§ Memerlukan waktu
yang cukup lama.
§ Tidak cocok until
responden yang buta huruf.
5. Metode Telepon
Dewasa ini survei konsumsi dengan metode telepon semakin banyak
digunakan terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana komunikasi telepon
sudah cukup tersedia. Untuk negara berkembang metode ini belum banyak
dipergunakan karena membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk jasa telepon.
Langkah-langkah metode telepon:
§ Petugas melakukan
wawancara terhadap responden melalui telpon tentang persediaan makanan yang
dikonsumsi keluarga selama periode survei
§ Hitung persediaan
makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara melalui telepon tersebut
Tentukan pola konsumsi keluarga.
Kelebihan metode telepon :
§ Relatif cepat,
karena tidak harus mengunjungi responden
§ Dapat mencakup
responden lebih banyak
Kekurangan metode telepon:
§ Biaya relatif mahal
untuk rekening telpon
§ Sulit dilakukan
untuk daerah yang belum mempunyai jaringan telpon
§ Dapat menyebabkan
terjadinya kesalahan interpretasi dari hasil informasi yang diberikan responden
§ Sangat tergantung
pada kejujuran dan motivasi serta kemampuan responden untuk menyampaikan makanan
keluarganya.
Tingkat Individu atau Perorangan
Metode pengukuran konsumsimakanan untuk individu, antara lain:
1.
Metode recall 24 jam.
2.
Metode dietary history
3.
Metode frekuensi makanan (food frequency)
4.
Metode estimated food records
5.
Metode penimbangan makanan (food weighing)
1. Metode Food Recall 24 Jam
Prinsip dari metode recall 24 jam,
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada
periode 24 jam yang la1u.
Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh (bila anak masih
kecil) disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang
lalu (kemarin). Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia
istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat
dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas
datang pada pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan
adalah mulai pukul 07.00 (saat itu) dan mundur ke belakang sampai pukul 07.00,
pagi hari sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih
dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih
bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka
jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan
alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari-hari.
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1×24 jam), maka data
yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan
individu. Oleh karena itu, recall 24 jam
sebaiknya dilalakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat
menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang
lebih besar tentang intake.harian individu
(Sanjur, 1997).
Langkah-langkah pelaksanaan recall 24 jam:
Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua
makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT)
selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden
mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti
waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah
tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajan
juga dicatat. Termasuk makanan yang dimakan di luar rumah seperti di restoran,
di kantor, di rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat perkotaan komsumsi
tablet yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian
tablet besi atau kapsul vitamin A.
Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram).
Dalam menaksir/memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram) pewawancara
menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga (piring,
gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari makanan (food model). Makanan yang dikonsumsi dapat
dihitung dengan alat bantu ini atau dengan menimbang langsung contoh makanan
yang akan dimakan berikut informasi tentang komposisi makanan jadi.
§ Menganalisis bahan
makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM).
§ Membandingkan
dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi
(AKG) untuk Indonesia.
Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan
kuesioner sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urut-urutan waktu dan
pengelompokan bahan makanan. Urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa
makan pagi, siang, malam dan snack serta makanan jajanan.
Pengelompokan bahan makanan dapat berupa makanan pokok, sumber
protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
Contoh kuesioner recall 24 jam dapat dilihat
pada Lampiran .
Metode recall 24 jam
ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, sebagai berikut:
Kelebihan metode recall 24 jam:
§ Mudah
melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden.
§ Biaya relatif
murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk
wawancara.
§ Cepat, sehingga
dapat mencakup banyak responden.
§ Dapat digunakan
untuk responden yang buta huruf.
§ Dapat memberikan
gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung
intake zat gizi sehari.
Kekurangan metode recall 24 jam:
§ Tidak dapat
menggambarkan asupan makanan setiari hari, bila hanya dilakukan recall satu hari.
§ Ketepatannya sangat
tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu responden hams mempunyai
daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia
di bawah 7 tahun, orang tua berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang
ingatan atau orang yang pelupa.
§ The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan
bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk
cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).
§ Membutuhkan tenaga
atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT
dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara
harus dilatih untuk dapat secara tepat menanyakan apa-apa yang dimakan oleh
responden, dan mengenal cara-cara pengolahan makanan serta pola pangan daerah
yang akan diteliti secara umum.
§ Responden harus
diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian. Untuk mendapat
gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan
upacara-upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
Karena keberhasilan metode recall 24 jam
ini sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran
dari pewawancara, maka untuk dapat meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada
hari yang berbeda (tidak berturut-turut), tergantung dari variasi menu keluarga
dari hari ke hari.
2. Estimated Food Records
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan untuk mencatat
jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua
yang is makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga
(URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari
berturut-turut), termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
Langkah-langkah pelaksanaan food record:
§ Responden mencatat
makanan yang dikonsumsi dalam URT atau gram (nama masakan, cara persiapan dan
pemasakan bahan makanan).
§ Petugas
memperkirakan/estimasi URT ke dalam ukuran berat (gram) untuk bahan makanan
yang dikonsumsi tadi.
§ Menganalisis bahan
makanan ke dalam zat gizi dengan DKBM.
§ Membandingkan
dengan AKG.
Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati
sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
oleh individu. Kelebihan metode estimated food records:
§ Metode ini relatif
murah dan cepat.
§ Dapat menjangkau
sampel dalam jumlah besar.
§ Dapat diketahui
konsumsi zat gizi sehari.
§ Hasilnya relatif
lebih alcurat
Kekurangan metode estimated food records:
§ Metode ini terlalu
membebani responden, sehingga sering menyebabkan responden merubah kebiasaan
makanannya.
§ Tidak cocok untuk
responden yang buta huruf.
Sangat tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam
mencatat dan memperkirakan jumlah konsumsi.
3. penimbangan Makanan (Food Weighing)
Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari.
Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari
tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Contoh
kuesioner penimbangan makanan dapat dilihat pada Lampiran .
Langkah-langkah pelaksanaan penimbangan makanan:
§ Petugas/responden
menimbang dan mencatat bahan makanan/makanan yang dikonsumsi dalam gram.
§ Jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis dengan menggunakan DKBM
atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan).
§ Membandingkan
hasilnya dengan Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (AKG). Perlu diperhatikan disini
adalah, bila terdapat sisa makanan setelah makan maka perlu juga ditimbang sisa
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
Kelebihan metode penimbangan:
§ Data yang diperoleh
lebih akurat/teliti.
Kekurangan metode penimbangan:
§ Memerlukan waktu
dan cukup mahal karena perlu peralatan.
§ Bila penimbangan dilakukan
dalam periode yang cukup lama, maka responden dapat merubah kebiasaan makan
mereka.
§ Tenaga pengumpul
data harus terlatih dan trampil.
§ Memerlukan
kerjasama yang baik dengan responden.
4. Metode Riwayat Makan (Dietary History Method)
Metode ini bersifat kualitatif ‘carena memberikan gambaran pola
konsumsi berdasarkan pengamatan dalam w aktu yang cukup lama (bisa 1 minggu, 1
bulan, 1 tahun). Burke (1947) menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga
komponen, yaitu:
§ Komponen pertama
adalah wawancara (termasuk recall 24 jam),
yang mengumgulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
§ Komponen kedua
adalah tentang frekuensi penggunaan dari sejumlah bahan makanan dengan
memberikan daftar (check list) yang sudah
disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jmn
tadi.
§ Komponen ketiga
adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek Wang.
Contoh kuesioner metode dietary history dapat
di lihat pada lampiran 9
Langkah-langkah metode riwayat makan:
§ Petugas menanyakan
kepada responden tentang pola kebiasaan makannya. Variasi
makan pada hari-hari khusus seperti hari libur, dalam keadaan sakit dan sebagainya juga dicatat. Termasuk jenis
makanan, frekuensi penggunaan, ukuran porsi dalam URT serta cara memasaknya
(direbus, digoreng, dipanggang dan sebagainya).
§ Lakukan pengecekan
terhadap data yang diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan
untuk kebenaran data tersebut.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data adalah
keadaan musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa seperti hari pasar, awal
bulan, hari raya dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-hari tersebut hams
dikumpulkan.
Kelebihan metode riwayat makan:
§ Dapat memberikan
gambaran konsumsi pada periode yang panjang secara kualitatif dan kuantitatif.
§ Biaya relatif
murah.
§ Dapat digunakan di
klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan
diet pasien.
Kekurangan Metode Riwayat Makan:
§ Terlalu membebani
pihak pengumpul data dan responden.
§ Sangat sensitif dan
membutuhkan pengumpul data yang sangat terlatih.
§ Tidak cocok dipakai
untuk survei-survei besar.
Data yang dikumpulkan lebih bersifat kualitatif.
Biasanya hanya difokuskan pada makanan khusus, sedangkan variasi
makanan sehari-hari tidak diketahui.
5. Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency)
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode
tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun.
Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode
pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan ranking
tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam
penelitian epidemiologi gizi.
Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan
atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan
makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam
frekuensi yang cukup sering oleh responden.
Langkah-langkah Metode frekuensi makanan:
Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar makanan yang
tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran
porsinya.
Langkah-langkah Metode frekuensi makanan, Supariasa (2001):
1. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar
yang tersedia pada kuesioner mengenai frekuensi penggunaannya dan ukuran
porsinya.
2. Lakukan rekapitulasi tentang frekuensi penggunaan
jenis-jenis bahan makanan terutama bahan makanan yang merupakan sumber-sumber
zat gizi tertentu selama periode tertentu pula.
Kelebihan Metode Frekuensi Makanan (Food Frequency). Menurut
Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan mempunyai beberapa kelebihan, antara
lain:
1.
Relatif murah dan sederhana
2. Dapat
dilakukan sendiri oleh responden
3. Tidak
membutuhkan latihan khusus
4. Dapat
membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan
Kekurangan Metode Frekuensi Makanan (Food
Frequency). Menurut Supariasa (2001), Metode Frekuensi Makanan juga
mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
1. Tidak dapat untuk menghitung
intake zat gizi sehari
2. Sulit mengembangkan kuesioner
pengumpulan data
3. Cukup menjemukan bagi
pewawancara
4. Perlu percobaan pendahuluan
untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner.
5. Responden harus jujur dan
mempunyai motivasi tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar